403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID dNtVR6GT1PurCM3oTYp91phG_YM_fw4RKjSrlkT0yx2_crE6pOtw1w==EMPATpenghuni mengalami sesak nafas namun sempat menyelamatkan diri dalam kejadian empat rumah di Blok 42, Flat Mawar di Jalan Loke Yew, Kuala Lumpur
Jikapunitu betul, maka jangan sampai setan menguasai hati dan terus berburuk sangka. Justru sebaliknya, berikan nasihat yang baik dengan cara yang santun. Ustaz Amru Hamdani dalam tulisannya di grup kajian dikutip pada Senin (25/1/2020) menceritakan sebuah kisah. Imam Makhul mengatakan,
Sebagai saudara, teman atau tetangga, biasanya jika ada yang melahirkan maka berbondong-bondong lah kita untuk datang dan mengucapkan selamat. Karena anak karunia Allah dan sekaligus tertitip harapan di hati semoga menjadi orang yang shalih dan sholeha. Menimang sang bayi dan mendo’akannya. Merupakan kebiasaan yang baik. Tapi kadang perbuatan baik tersebut ternodai dengan kata maksudnya hanya canda yang tidak seharusnya keluar dari mulut kita. “Kok anaknya jelek? Tidak seperti ibunya.” Atau kata, “ Anaknya cakep, ayahnya jelek, keturunan darimana ini?” Atau, “hidungnya mancung, tapi…” Banyak lagi kata yang biasanya ditanggapi dengan senyum atau tertawa yang menandakan, bahwa yang disinggung tak merasa itu sebuah kejelekan. Karena memang kata-kata itu sepertinya sudah lumrah untuk dikatakan oleh sebagian orang setiap bertemu dengan anak-anak. Tak ada masalah, karena yang melempar dan dilempar kata sama-sama maklum. Padahal siapa sih yang ingin jelek? Semua orang pasti ingin berwajah cantik atau ganteng. Ingin postur tubuh atau secara fisik sesuai dengan standar apa yang berlaku di mata kita. Tidak ada yang ingin dikatakan jelek atau kurang baik. Apa yang ada di tubuh kita atau bentuk apa pun yang kita miliki inginnya itu lah yang terbaik nilainya di hadapan orang lain. Tapi kita sebagian orang sering kali terlupa, bahwa apa pun yang kita punyai atau pun orang lain miliki, semuanya adalah diciptakan sesuai dengan “kemauan” sang Pencipta tubuh kita. Kita tidak berhak memberi nilai minus untuk setiap ciptaan-Nya. Karena semuanya pasti ada hikmah yang tersembunyi. Mari kita buka kembali lembaran suci Al-Qur’an dan lihat lah firman Allah Swt. pada surah Al-At-Tiin ayat 4 , “ Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Allah sendiri memuji ciptaan-Nya dan kita sebagai hamba yang sering kali membacanya, tapi kadang lupa dengan terpleset lidah. Kita tak menyadari, sedikit demi sedikit hal negatif dari lingkungan kita tertanam di otak, dan menyadari itu ada hal yang wajar. Alias semuanya tahu, itu hanya canda. Padahal canda atau apapun kata yang dikeluarkan dengan tujuan membuat segar suasana, tidak seharusnya kita menghina Allah walau tak menyadari . Walau lingkungan menganggap itu biasa, tapi bagi kita yang beriman, tidak seharusnya terikut arus “pembiasaan” . Karena perbuatan itu tak seharusnya turut kita lakukan. Dan perbuatan yang kurang terpuji itu, bila sangat memungkinkan harus kita “cerahkan” dengan memberikan alasan yang bisa mereka terima dengan baik. “.. saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran”. Al-Ashr – ayat 3 Sengata, Halimah Taslima Forum Lingkar Pena FLP Cab. Sengata [email protected] SENARAINAMA GAME YANG MENGHINA ISLAM begitu juga dengan kalimah Allah yang tidak boleh dijadikan bahan permainan sesuka hati. Satu adegan dalam game tersebut dipaparkan pintu kaabah sebagai pintu yang menghubungkan di antara dunia syaitan dan dunia nyata dan yang membukakan pintu tersebut adalah karaker CGI yang telah menyerahkan diri pada Al Quran adalah kitab suci umat Islam yang tidak ada celah apapun padanya. Kitab ini mulia dan merupakan kitab yang berisi firman Allah. Allah pun menantang orang-orang yang tidak beriman pada Al Quran untuk membuat yang serupa dengannya, namun tidak akan ada seorang pun yang mampu. Hal ini membuktikan betapa sempurna dan agungnya kitab Al Quran ini. Tidak hanya itu, Al Quran juga merupakan petunjuk utama bagi setiap muslim dalam menjalani hidupnya. Di dalamnya berisi banyak perintah dan larangan serta hikmah yang bisa kita ambil sebagai panduan hidup kita. Baca juga Dasar Hukum IslamBukankah panduan hidup merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus kita jaga? Maka tidak heran jika kita sebagai umat Islam tidak akan rela jika Al Quran kita dihinga oleh orang lain. Namun, seperti apa sih penghinaan itu? Batas-batas apa yang menjadikan sesuatu tersebut sebagai penghinaan pada Al Quran? Baca juga Keutamaan Menjaga Lisan dalam IslamPenghinaan dalam Bahasa Arab memiliki istilah al istihza’. Istilah ini juga memiliki arti konotasi sakhira atau dalam Bahasa Indonesia berarti melecehkan. Perbuatan al istihza’ ini memiliki arti pelecehan atas pihak yang dilecehkan dengan disertai tujuan atas pelecehannya. Atau dalam arti lain, tindakan ini dilakukan dengan sadar dan bukan tidak jugaSumber Syariat IslamSumber Pokok Ajaran IslamFungsi Al-Quran dalam KehidupanFungsi As-sunnah Terhadap Al-QuranFungsi Hadist terhadap Al-QuranMelihat begitu pentingnya Al Quran, maka tidak heran bahwa setiap muslim wajib memuliakan dan mengimaninya. Bahkan, beriman pada Al Quran merupakan salah satu rukun iman umat Islam, dimana jika kita meninggalkannya maka tidak sempurna pula keislaman kita. Menurut kesepakatan para ulama, siapa pun yang menghina Al Quran, terlebih menghina atau mengatakan bahwa isi Al Quran terdapat kebohongan, maka orang tersebut bukan Islam atau telah keluar dari Islam. Baca juga Murtad Dalam IslamImam an Nawawi menyatakan dalam At Tibyan fi Adaabi Hamaalatil Qurán’, “Para ulama telah bersepakat akan wajibnya menjaga Mushaf Al Quran dan memuliakannya.” Para ulama mazhab Syafií juga berkata dalam kitab Asna’ al Mathalib, “Jika ada seorang muslim melemparkan Al Quran ke tempat kotor, maka dihukumi kafir.” Lebih jauh lagi, mereka juga berkata, “Haram hukumnya menjadikan Al Quran sebagai bantal”. Baca juga Hukum Menghina Allah Dalam HatiAl Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai rahmatan lil aalamiin. Menghina Al Quran merupakan sebuah perbuatan dosa besar. Dalam surat At Taubah ayat 65 hingga 66, “Jika kamu bertanya kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, Sungguh, kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, Mengapa kepada Allah, ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kalian selalu menistakan? Kalian tidak perlu meminta maaf karena kalian telah kafir setelah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu lantaran mereka taubat, niscaya Kami akan mengazab golongan yang lain disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa’”Dari ayat di atas, terdapat beberapa tafsir atau kesimpulan yang diungkapkan oleh para ulama. Seperti Imam Ibn Qudamah al Maqdisi berkata, “Siapa saja mencaci Allah SWT telah kafir, sama saja dilakukan dengan bercanda atau serius. Begitu juga orang yan mengejek Allah, ayat-ayat-Nya, para Rasul-Nya atau kitab-kitab-Nya”. Sementara itu, al Hafizh Abu Zakariya Yahya bin Syarf al Nawawi juga berkata dengan tegas bahwa, “Ragam perbuatan yang menjatuhkan seseorang pada kekafiran adalah yang muncul dengan sengaja dan menghina agama Islam secara terang-terangan”. Selain itu, masih berkaitan dengan ayat di Surat at Taubah di atas, al Qadhi Iyadh menegaskan, “Ketahuilah, siapa saja yang meremehkan Al Quran, mushafnya atau bagian dari Al Al Quran, atau mencaci-maki Al Quran dan mushafnya, maka ia kafir murtad menurut ahli ilmu dengan konsensusnya”.baca jugaMencari Ketenangan dalam IslamHukum Bacaan Al-qur’anManfaat Baca Al-quran Setiap HariCara Menjaga Hafalan Alqur’anCara Cepat Membaca Al QuranHukuman Bagi Penghina Al QuranMengingat tindakan menghina Al Quran ini termasuk dosa besar, tentu ada hukuman yang patut diberikan untuk pelakunya. Hukuman yang diberikan bagi seseorang yang menghina Al Quran pun termasuk hukuman yang berat. Jika seseorang tersebut merupakan seorang muslim, maka dia bisa mendapat hukuman mati, sama dengan hukuman seseorang yang murtad. Jika penghina Al Quran tersebut merupakan non-Muslim Ahli Dzimmah, maka dia harus diberi hukuman berat hingga seberat hukuman mati. Sementara itu, jika penghina Al Quran tersebut merupakan non-Muslim yang bukan Ahli Dzimmah, maka pemimpin akan memperhitungkan hukumannya dengan tetap memprioritaskan kehormatan dan kepentingan Islam dan kaum jugaDosa Besar dalam IslamDosa yang Tak TerampuniKeutamaan Surat Al MulkKeajaiban Al-Qur’an di DuniaManfaat Membaca Al Qur’an bagi Ibu HamilDi dalam Al Quran disebutkan bahwa orang-orang yang meragukan kebenaran Al Quran termasuk ke dalam golongan orang yang merugi di dunia dan akhirat, baik dirinya beragama Islam maupun bukan. Hal ini disebut dalam Surat al Kahfi ayat 103-106, “Katakanlah maukah kami kabarkan orang-orang yang paling merugi amalannya? Yaitu mereka orang-orang yang sesat dalam kehidupan dunia tetapi mereka mengira sedang berbuat kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang kafir dengan ayat-ayat Tuhan mereka dan pertemuan dengan-Nya. Maka hapuslah amalan mereka dan kami tidak akan menimbang amalan mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan untuk mereka dengan Jahanam atas kekafiran mereka dan sikap mereka yang menjadikan ayat-ayat kami dan rasul sebagai olok-olok.” Selain dalam Surat Al Kahfi di atas, Allah SWT juga berfirman dalam surat At Taubah ayat 12, “Jika mereka merusak sumpah janjinya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti”. Dari ayat ini, kita mengetahui bahwa Allah SWT menyebut orang kafir yang mencerca dan melecehkan agama Islam bukanlah orang kafir biasa yang bisa kita biarkan. Bahkan, menurut al Hafizh al Qurthubi, sebagian ulama berdalil dengan ayat ini tentang kewajiban untuk memberi hukuman mati kepada setiap orang yang mencerca agama Islam karena ia telah jugaBahaya Islam LiberalKufur dalam IslamCara Cepat Menghafal Juz AmmaHubungan Akhlak dengan ImanHukum Bacaan TajwidOleh karena itu, segala bentuk penghinaan atau pelecehan terhadap agama Islam dan segala syiarnya sama saja dengan ajakan berperang. Tindakan ini akan membahayakan keutuhan dan persatuan umat Islam. Maka, pelaku penghinaan itu haruslah diberi tindakan tegas oleh Muhammad sendiri sebagai kepala negara Islam pernah memaklumkan perang terhadap Yahudi Bani Qainqa’. Hal ini disebabkan kaum Yahudi ini telah merusak atau menodai kehormatan seorang Muslimah pada saat itu. Nabi Muhammad pun mengusir kaum Yahudi ini keluar dari Madinah karena dianggap mereka telah melanggar perjanjian dengan itu, Khalifah al Mu’tashim juga pernah mengerahkan puluhan ribu pasukan muslim untuk memberi tindakan tegas kepada orang Kristen Romawi yang melakukan perbuatan buruk kepada seorang Muslimah. Orang Kristen Romawi ini diperangi sampai-sampai 30 ribu pasukan Kristen tewas, sementara 30 ribu yang lainnya ditawan oleh pasukan penghinaan atas seorang muslimah saja tidak bisa dibiarkan, apalagi penghinaan atau pelecehan terhadap Al Quran? Dengan hukum yang setara dengan di atas, maka dimaklumkan untuk siapapun yang menghina Al Quran untuk diperangi. Maka, bagi siapapun orang yang pernah mengingkari atau menghina Al Quran, maka segeralah untuk bertaubat kepada Allah. Allah telah berjanji akan mengampuni dosa siapapun yang bertaubat dengan taubatan nasuha, bahkan jika orang tersebut merupakan orang kafir sebelumnya. Hal ini disebutkan dalam Surat Al Anfal ayat 38, “Katakanlah kepada orang-orang kafir, jika mereka berhenti dari kekafirannya makan akan diampunkan dosa-dosa mereka yang telah lalu”.Baca jugaSyarat-Syarat TaubatShalat TaubatCara Taubat NasuhaKeutamaan Ayat Seribu DinarFadhilah Surat YasinSebagai seorang muslim, maka kita wajib untuk menjaga Al Quran, memuliakannya dan menghormatinya. Al Quran merupakan pegangan hidup kita sebagai umat Islam yang wajib kita jaga dan bela kehormatan serta kemuliaannya. Jika kita melihat atau mendengar ada seseorang atau sekelompok orang yang mencerca atau menghina Al Quran, maka pantaslah kita merasa sakit hati dan kita harus tetap ingat untuk menjaga respon yang kita berikan, jangan sampai lebih banyak mendatangkan mudharat daripada manfaat. Kita juga harus yakin bahwa Allah pasti menjaga Al Quran, seperti pada firman-Nya, “Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan Al Quran dan Aku yang akan menjaganya” Al Hijr 9. Maka, apapun usaha kita untuk menjaga dan menghormati Al Quran, pastilah ada Allah yang bersama kita. Tentu hal ini lebih dari cukup untuk menguatkan dan menjamin kemenangan kita atas para penghina Al Quran. doauntuk orang yang telah menyakiti hati kita via muslimahzone.id. Disakiti adalah salah satu hal yang tidak diinginkan oleh siapapun di dunia ini. Apalagi jika hati kita yang tersakiti, rasanya akan lebih sakit dibandingkan sakit gigi. Dalam kehidupan kadang disakiti dan menyakiti adalah hal yang biasa terjadi. Hadits menghina orang lain dan larangannya di dalam agama islam. Menghujat, mengejek dan merendahkan orang lain merupakan sifat yang tidak terpuji. Tidak hanya dibenarkan dalam agama Islam, bahkan sudah banyak hadits menghina orang lain yang mengharamkan sifat ini. Seseorang akan dijauhkan dari rahmad Allah dan memasukkannya kedalam kaum kafir bahkan munafik. Bercanda atau serius dengans sengaja mencela dan mengejek orang lain, hukumnya dalam islam tetap saja sama, haram. Kemudian apa saja hukuman kepada seseorang yang suka mengjina dan menghujat orang lain? Dalam kesempatan ini akan dibahas lengkap bersama dengan sejumlah hadits menghina orang lain serta hukum dan larangannya. Hadits menghina orang lain Hadits Menghina Orang lain Hadits Menghina Orang lainLarangan Menghina Berdasarkan Al-Quran dan HaditsLarangan Khusus Kepada WanitaTanya Jawab Seputar Menghina Orang LainApa itu menghina orang lain?Apa hukumnya menghina orang lain dalam islam?Apa hadits tentang menghina orang lain?Penutup حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنُونَ ابْنَ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَ Artinya Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub, Qutaibah bin Sa’id dan Ibnu Hujr mereka berkata Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ja’far dari Al Ala dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh keduanya itu, dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai cacian selama orang yang dizhalimi itu tidak melampaui batas.” HR. Muslim no. 2587 dan Abu Dawud no. 4894 Dari potongan hadits menghina orang lain yang disampaikan oleh Abu Hurairah meneruskan sabda Rosulullah SAW diatas, seseorang akan mendapatkan dosa besar atas perbuatannya. Meski ada dua orang yang saling menghina dan mencaci maki namun ada pihak yang memulai, maka dia yang akan mendapatkan dosa paling besar. Apalagi jika salah satu pihak merasa dizhalimi. Hinaan dalam bentuk apapun pastinya akan menyakiti orang lain. Jika yang sakit adalah hatinya, maka Allah dengan murka akan memberikan azab. Semua ulama juga sudah sering mengingatkan, jika pembelaan tidak harus melalui celaan. Namun jika untuk pembelaan, semua para ulama dalam hukum membenarkan atau memperbolehkan membalasnya asal tidak berlebihan. Dalam hadits menghina orang lain diatas, terkandung beberapa hukum mengenai hinaan kepada orang lain, diantaranya Pertama, tindakan dengan sengaja mencela, memaki dan menghina sesama orang muslim haram hukumnya dalam bagi orang yang dihina dan dicela akan diperbolehkan membalas kejahatan ke dia dengan hinaan sebaliknya. Selama hinaan dan celaan balasan yang dilontarkan kepadanya tidak memiliki unsur fitnah dan apabila pihak yang menerima hinaan berusaha membela diri, maka lawan nya yang menerima hinaan tersebut tidak akan menanggung dosa. Bahkan orang yang memulai hinaan yang akan menanggung dosa apabila orang yang menerima celaan dan hinaan membalas lebih menyakitkan kan ada unsur kebohongan, celaan atau hinaan yang dilontarkannya akan berbuah kelima, akan lebih baik jika dalam kondisi menerima hinaan berupa apapun, memaafkan adalah kunci terbaik dalam mengakhirinya. Sehingga tidak akan timbul hinaan yang berujung dosa diantara kedua pihak. Syarh Riyadhus Shalihin menerangkan hadits menghina orang lain sesuai QS. Asy-Syura 39-40 berbunyi وَالَّذِينَ إِذَا أَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُونَ * وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ Wallaziina izaa asaabahumul baghyu hum yantasiruuna. Wa jazaaa'u saiyi'atin saiyi'tum misluha faman 'afaa wa aslaha fa ajruhuu 'alallaah, innahuu laa yuhibbuzzaalimiina. Artinya “Dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas tanggungan Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” Maksud dari potongan ayat dan hadits tentang mencela orang lain diatas adalah, hinaan ke binatang akan termasuk dosa, apalagi hinaan dengan sadar ke sekumpulan umat Islam, dosa yang ditimbulkan akan lebih besar. Hadits menghina orang lain Larangan Menghina Berdasarkan Al-Quran dan Hadits Dalam beberapa ayat dan hadits menghina orang lain sudah diterangkan jika perbuatan tidak terpuji ini sebaiknya dihindari. Alangkah lebih baik berkata sekedarnya atau seperlunya dan tidak memiliki maksud menyakiti pihak lain yang mendengarkannya. Allah berfirman dalam QS At-Taubah ayat 79, berbunyi الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لاَ يَجِدُونَ إِلاَّ جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ Allaziina yalmizuunal mut tawwi 'iina minalmu'miniina fissadaqooti wallaziina laa yajiduuna illaa juhdahum fayaskharuuna minhum sakhiral laahu minhum wa lahum azaabun aliim Artinya “Orang-orang munafik dimata Allah yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan mencela orang-orang yang tidak memperoleh untuk disedekahkan selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih” Melanjutkan potongan ayat tersebut, Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqoroh ayat 212, berbunyi زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ اتَّقَواْ فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللّهُ يَرْزُقُ مَن يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ Zuyyina lillaziina kafarul hayaatud dunyaa wa yaskharuuna minal laziina aamanuu, wallaziinattaqaw fawqahum yawmal Qiyaamah, wallaahu yarzuqu mai yashaaa 'ubighairihisaab. Artinya “Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” Mengenai keburukan yang dihadirkan dari sifat saling menghina antar umat Islam, kemudian dalam sebuah hadits HR. Muslim meneruskan sabda Nabi Muhammad SAW berbunyi بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ Artinya “Cukuplah seseorang berbuat keburukan jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim.” Hadits menghina orang lain Larangan Khusus Kepada Wanita Selama ini wanita adalah kaum yang sering kali lali dalam bergaul, bahkan mereka sering sekalu menjadi sumber masalah karena tidak pandai menjaga sikap dan ucapan. Allah SWT memberikan larangan khusus kepada para wanita untuk tidak saling melempar celaan. Dari hadits tentang mencela orang lain ini didapati Firman Allah SWT dalam QS Al-Hujurat ayat 11 berbunyi وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ Wa laa nisaaa'um min nisaaa'in 'Asaaa ay yakunna khairam minhunna Artinya “Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik “ Allah memang menyebutkan larangan khusus hanya untuk wanita. Meskipun untuk menjaga sikap dan perkataan para laki-laki juga harus memperhatikannya. Alasan Allah menyebutkan wanita dikhususkan tersebut berdasakan dua alasan, yaitu “Janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya”. Potongan ayat tersebut memberikan penegasan jika dua kaum Islam yaitu laki-laki dan perempuan hukumnya haram jika dengan sengaja berbuat sikhriyyah. Imam Syaukani dalam penjelasnya di Fathul Qadir, memberikan pernyataan jika wanita merupakan salah satu kaum yang terbanyak berbuat sikhriyyah. Hal inilah yang membuat wanita menjadi salah satu yang dikhususkan dalam perbuatan dan perkataannya. Nabi Muhammad SAW pun memberikan wasiat kepada umat manusia dengan berkata لاَ تَسُبَّنَّ أَحَدًا Artinya “Janganlah engkau menghina seorang pun.” Abu Jurayy berkata, “Aku pun tidak pernah menghina seorang pun setelah itu, baik kepada orang yang merdeka, seorang budak, seekor unta, maupun seekor domba.” Kemudian belian juga melanjutkan sabdanya وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ وَارْفَعْ إِزَارَكَ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَإِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الإِزَارِ فَإِنَّهَا مِنَ الْمَخِيلَةِ وَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ Artinya “Dan janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau dengan berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari sarungmu sampai pertengahan betis. Jika enggan, engkau bisa menurunkannya hingga mata kaki. Jauhilah memanjangkan kain sarung hingga melewati mata kaki. Penampilan seperti itu adalah tanda sombong dan Allah tidak menyukai ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits tentang mencela orang lain ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar juga menyatakan bahwa hadits ini shahih. Berarti, secara terang-terangan hadits menghina orang lain ini shahih hukumnya. Tanya Jawab Seputar Menghina Orang Lain Apa itu menghina orang lain? Menghina orang lain adalah sebuah perbuatan yang tidak baik dan tidak patut untuk ditiru, dan Allah tidak menyukai hal demikian. Biasanya, orang yang suka menghina, mencela dan mencaci maki orang lain adalah mereka yang memiliki sikap sombong atau iri hati terhadap orang tersebut. Selain itu, menghina dan mencela adalah perbuatan yang dapat menyakiti hati orang lain. Apa hukumnya menghina orang lain dalam islam? Seperti yang sudah dijelaskan diatas dengan subjudul larangan khusus untuk wanita. Didalam agama Islam, Allah sangat melarang seorang muslim untuk menghina, mencela ataupun mengejek orang lain walaupun dalam kontek bercanda sekalipun. Hukum menghina orang lain dalam islam bisa dilihat dari QS. Al-Hujurat ayat 11 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olokkan perempuan lain karena boleh jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk fasik setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” Apa hadits tentang menghina orang lain? Diatas sudah dijabarkan beberapa hadits tentang menghina orang lain. Salah satunya seperti Hadits Riwayat Muslim dan Abu Dawud yang berbunyi الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَا فَعَلَى الْبَادِئِ، مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُArtinya “Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh keduanya itu, dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai, selama orang yang dizalimi itu tidak melampaui batas.” Penutup Demikianlah yang dapat tim sampaikan tentang hukuman, larangan dan kumpulan hadits menghina orang lain yang bisa Kamu jadikan pedoman hidup. Semoga Kita termasuk orang-orang beriman dan terhindar dari perilaku tidak terpuji tersebut bersama sesama muslim lainnya. Penulis berharap dengan adanya tulisan hadits tentang mencela orang lain ini, dapat bermanfaat untuk kita semua.Orangyang sengaja menghina dan memusuhi agama Islam berarti tidak berhenti (dari kekufuran), sehingga memeranginya adalah wajib bila mampu dan membunuhnya bila mampu hukumnya wajib. Penghina agama ini seorang yang zhalim sehingga diberlakukan permusuhan. [2] Adapun kafir yang terikat perjanjian terbagi menjadi tiga jenis.
Sesungguhnyakiamat itu pasti akan datang, yang sengaja waktunya tidak kami beritahukan kepada kamu semua, untuk kami balas segala setiap orang, tentang apa saja yang telah mereka lakukan dalam kehidupan dunia ini." Setelah membaca ayat ini gemetar tangannya. Dalam hati Umar ini tidak main-main; 'belum pernah saya membaca ajaran yang semacam
Dalamhal ini, jika waswas itu berpunca daripada lintasan-lintasan di dalam hati atau bisikan-bisikan syaitan yang mengganggu, maka ia tidaklah membatalkan iman selagimana ia tidak mempengaruhi iman seseorang. Rasulullah SAW pernah bersabda: إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لِي عَنْ أُمَّتِي مَا وَسْوَسَتْ بِهِ صُدُورُهَا، مَا لَمْ تَعْمَلْ أَوْ تَكَلَّمْDariratusan komentar atas fotonya di laman Islam Bersatu Mualaf Berseru tampak puluhan facebooker bersyukur atas kematian Kaleb. Puluhan facebooker lainnya mengajak kepada orang-orang seperti Kaleb agar menjadikan kematiannya sebagai pelajaran untuk tidak menghina Allah dan Rasulullah. Sebab azab Allah akan menanti, jika tidak di dunia ini pasti di akhirat nanti, demikian kira-kira peringatan Suatuketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis agar menghadap Baginda Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun yang dibencinya. Hal ini dimaksudkan
- Шጿ аյ дեтвеታ
- Ճи ерոвсω տидοхխс
- Аտостоти ոлосрε
- О ωм ξаг еրጰгиշዕжθ
- Оп գогакоզа
- Оц аδе оρаտիցէцω
Adakahsimbol di dalam video game ini hanyalah zodiak Virgo yang terbalik atau memang sengaja menghina Islam? UPDATED @ 5/3/2011 mereka boleh melakukan perbuatan ini dengan wanita yang menjadi rakan rapat mereka dan lelaki menganggap perbuatan itu tidak patut menimbulkan rasa curiga di hati isteri mereka. perkataan Allah dalam abjad
Jakarta-. Tidak sedikit orang yang lalai dalam ibadah justru diberikan harta yang berlimpah dari Allah SWT. Dalam Islam, kenikmatan dunia itu disebut dengan istidraj. Allah SWT melimpahkan rezeki
VhtSz.